Presiden Filipina Rodrigo Duterte dikenal sebagaii kepala negara yang sering mengeluarkan kebijakan kontroversial. Pemberantasan narkoba, pencegahan barang selundupan sebagai contohnya. Berapa banyak pengedar narkoba yang menemui ajalnya karena kebijakannya, berapa banyak mobil-mobil mewah yang dimusnahkan atas kebijakannya pula. Itu semua adalah wujud ketegasan sikapnya terhadap hal yang dianggap akan merugikan negara.
Selanjutnya, kali ini menyangkut masalah rokok elektrik. Bagaimana kebijakannya? Kini dirinya melarang keras rokok elektrik masuk ke negaranya. Dirinya bahkan tidak segan menahan siapa saja yang menggunakan rokok elektrik.
Bukan tanpa alasan, Duterte menilai jika rokok elektrik itu mengandung racun dan juga mengganggu kesehatan.
Perintah tersebut diumumkan oleh Duterte dalam jumpa pers setelah ditanya terkait laporan Departemen Kesehatan yang menyatakan kasus pertama cedera paru-paru terkait penggunaan rokok elektrik di Filipina.
⠀
“Saya akan melarangnya. Penggunaan dan impor. Anda tahu kenapa?”
“Karena ini beracun dan pemerintah punya kekuasaan untuk mengeluarkan langkah-langkah melindungi kesehatan masyarakat dan kepentingan publik,” ujar Duterte.
Dia juga menambahkan, siapa saja yang merokok dengan menggunakan rokok elektrik di depan umum harus ditangkap.
Adanya peraturan tersebut sontak saja para pelaku usaha rokok elektrik sedikit terhambat dalam penjulannya di Filipina.
Yang harus kalian ketahui, dulu Duterte merupakan seorang perokok berat. Namun kini dirinya sudah berhenti akibat ia didiagnosa mengalami penyakit yang bisa menyumbat pernapasannya karena merokok.
Siapa sih diantara kalian yang tidak kenal dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte? Yaps Duterte memang terkenal dengan ketegasannya yang banyak menuai polemik.
Meski sering menuai penolakan dari sebagian masyarakatnya, namun kebijakan Duterte juga banyak didukung masyarakatnya.
Nah, agaknya sikap demikian yang kita harapkan untuk hal-hal yang jelas akan merugikan masyarakat perlu ditegakkan. Kapan di Indonesia rokok elektrik akan dilarang?
0 Komentar